Sunday, October 25, 2009

Sujud Cinta Seorang Hamba


Di atas hamparan sejadah suci
Hamba menadah kedua telapak tangan ini
Bagi memohon keampunan dan rahmat dariMu
Agar diberikan hamba hidayah serta taufiqMu
Supaya tidak tersimpang hamba dari jalanMu

Hati hamba merasa hambar dan sunyi
Tanpa iman dan semangat taqwa dalam hati
Jiwa hamba kosong dan takkan berisi
Melainkan dengan redha
Yang Maha Mengetahui
Yang menemukan hamba dalam bingkisan restu
Yang Maha Mengasihani

Saat tasbih mengisi ruang kosong di jari-jari
Mulut dan hati hamba bersatu berzikir mengingat Ilahi
Jiwa hamba terisi dengan munajat di malam hari
Diri ini hamba abdikan buat Pencipta langit dan bumi
Moga dosa-dosa lampau dapat dihapusi dan diampuni

Kening ini hamba rapatkan di atas hamparan murni
Sujud dahi hamba mencecah ke bumi
Tanda syukur hamba akan kebesaran Ilahi
Tidak terukur nilai cintaMu yang tinggi
Tidak terhitung nilai kasihMu yang bertambah setiap hari

Ya Rabbul Izzati…
Sudikah Kau menerima cinta hamba yang hina dengan longgokan dosa ini??
Semoga keampunan mendapat tempat untuk hamba yang sering lupa diri
Semoga rahmatMu sentiasa hadir menemani
Agar kehidupan duniawi dan ukhrawi hamba diredhai

Hamba amat mendambakan cinta dariMu
Hamba juga mengharapkan pertemuan denganMu
Diri hamba ini dahaga akan belaian kasihMu
Hamparan sejadah suci hamba buktikan padaMu
Sujud cinta hamba hanyalah untuk Tuhan yang berkuasa di atas segala sesuatu

Monday, September 14, 2009

Berpenampilan indah di hari raya Ied

Berpenampilan indah di hari raya Ied


Dari Ibnu Umar Radhliallahu 'anhuma ia berkata : Umar mengambil sebuah jubah dari sutera tebal yang dijual di pasar, lalu ia datang kepada Rasulullah dan berkata (Yang artinya) : “ Ya Rasulullah, belilah jubah ini agar engkau dapat berdandan dengannya pada hari raya dan saat menerima utusan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar :'Ini adalah pakaiannya orang yang tidak mendapat bahagian (di akhirat-pent)'. Maka Umar tinggal sepanjang waktu yang Allah inginkan. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengirimkan kepadanya jubah sutera. Umar menerimanya lalu mendatangi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia berkata : 'Ya Rasulullah, engkau pernah mengatakan : 'Ini adalah pakaiannya orang yang tidak mendapat bahagian', dan engkau telah mengirimkan padaku jubah ini'. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada Umar :'Juallah jubah ini atau engkau penuhi kebutuhanmu dengannya". [Hadits Riwayat Bukhari 886,948,2104,2169, 3045, 5841,5891 dan 6081. Muslim 2068, Abu Daud 1076. An-Nasaa'i 3/196 dan 198. Ahmad 2/20,39 dan 49]
Berkata Al-Allamah As-Sindi.
"Dari hadits ini diketahui bahwa berdandan (membaguskan penampilan) pada hari raya merupakan kebiasaan yang ditetapkan di antara mereka, dan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mengingkarinya, maka diketahui tetapnya kebiasaan ini". [Hasyiyah As Sindi 'alan Nasa'i 3/181].

Al-Hafidh Ibnu Hajar berkata.
"Ibnu Abi Dunya dan Al-Baihaqi telah meriwayatkan dengan isnad yang shahih yang sampai kepada Ibnu Umar bahwa Ibnu Umar biasa memakai pakaiannya yang paling bagus pada hari Idul Fithri dan Idul Adha".[Fathul Bari 2/439]

Beliau juga menyatakan :
"Sisi pendalilan dengan hadist ini adalah takrir-nya (penetapan) Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Umar berdasarkan asal memperbagus penampilan itu adalah untuk hari Jum'at. Yang beliau ingkari hanyalah pemakaian perhiasan semisal itu karena ia terbuat dari sutera". [Fathul Bari 2/434].

Dalam 'Al-Mughni' (2/228) Ibnu Qudamah menyatakan :
"Ini menunjukkan bahwa membaguskan penampilan di kalangan mereka pada saat-saat itu adalah masyhur".

Malik berkata :
"Aku mendengar ulama menganggap sunnah untuk memakai wangi-wangian dan perhiasan pada setiap hari raya".

Berkata Ibnul Qayyim dalam "Zadul Ma'ad" (1/441).
"Nabi memakai pakaiannya yang paling bagus untuk keluar (melaksanakan shalat) pada hari Idul Fithri dan Idul Adha. Beliau memiliki perhiasan yang biasa dipakai pada dua hari raya itu dan pada hari Jum'at. Sekali waktu beliau memakai dua burdah (kain bergaris yang diselimutkan pada badan) yang berwarna hijau, dan terkadang mengenakan burdah berwarna merah (Lihat "Silsilah As-Shahihah 1279), namun bukan merah murni sebagaimana yang disangka sebagian manusia, karena jika demikian bukan lagi namanya burdah. Tapi yang beliau kenakan adalah kain yang ada garis-garis merah seperti kain bergaris dari Yaman.

(Dikutip dari Ahkaamu Al' Iidaini Fii Al-Sunnah Al-Muthahharah, edisi Indonesia Hari Raya Bersama Rasulullah, oleh Syaikh Ali bin Hasan bin Ali Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari, Pustaka Al-Haura', penerjemah Ummu Ishaq Zulfa Hussein)

Sunday, July 5, 2009





Suatu masa dulu…
Hamba Mu ini hanyut dalam arus kehidupan,
Begitu sibuk mengejar impian,
Dengan harapan mendapat penghormatan dan kemewahan,


Dunia yang fana ini menjadi matlamatku,
Cinta berteraskan nafsu menjadi buruanku,
Perihal akhiratku tiada ku endahkan,
Perintah dan larangan Mu tidak ku hiraukan,
Azab dan seksaan Mu tidak ku risaukan,
Syurga dan neraka tidak ku fikirkan…


Sehinggalah pada suatu hari…
Engkau menguji ku dengan kegagalan,
Yang memusnahkan segala harapan,
Menjadikan hamba Mu ini bergelut dengan kesedihan…


Ya Rahman…
Di saat itu sangat sukar bagi ku menerima kenyataan,
Ku bertanya di mana kesilapan dan kesalahan,
Hingga ku persoalkan apa yang telah Engkau takdirkan,
Ku menjerit di mana keadilan dan belas kasihan Mu oh Tuhan!


Dan kini...
Barulah ku sedari,
Pada kegagalan yang ku anggap suatu ketidakadilan itu,
Terselit nikmat kasih sayang Mu ya Rahim,
Kerana melalui kegagalan itulah aku mula mengenali Mu,
Disebabkan kegagalan itulah aku menyedari bahawa
Dunia tidak patut dijadikan matlamat,
Cinta berlandaskan nafsu tidak patut dijadikan buruan,
Lantas aku berpaling darinya dan berlari ke arah cinta Mu,
Hanya keredhaan Mu sahajalah yang ingin ku raih kini...


Ya 'Azim...
Inginku luahkan kesyukuranku kepada Mu,
Kerana di antara berjuta manusia,
Engkau telah sudi memilih diriku yang hina dina ini,
untuk menerima taufiq dan hidayah dari Mu
dan menghijrahkan diriku dari alam jahiliyah
ke alam uluhiyyah dan ubudiyyah...


Ya Allah...
Aku amat berterima kasih kepada Mu
Kerana Engkau tidak pernah membiarkan diriku terus tersesat
Dalam kehidupan yang serba sementara ini,
Meskipun ketika itu aku sering terlalai dari mengingati Mu...


Memang tidak dapat dinafikan lagi,
Bahawa sesunggungnya Engkau Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang…


Ya 'Aziz…
Izinkanlah aku untuk terus berada di dalam jalan Mu ini
untuk selama-lamanya,
Janganlah Engkau kembalikan aku ke lorong gelap
yang membawa kepada kesesatan,
Ampunkanlah kejahilan dan kelalaianku selama ini,
Pimpin dan bimbinglah hamba Mu yang lemah ini ke arah cinta Mu,


Ku mohon agar Engkau teguhkanlah tugu keimanan ku,
Benarkanlah aku untuk merasai halawatul iman,
Anugerahkanlah kepada ku kekuatan dan kesabaran,
Pekakkanlah telinga ku dari sebarang sindiran dan ejekan,
Kebalkanlah jasadku dari segala kesakitan,
Dalam menjalankan amanah yang Engkau pikulkan di bahu ku…


Ya Khaliq...
Jadikanlah setiap hembusan nafasku,
Setiap kelipan mataku,
Setiap degupan jantungku,
Setiap helaian rambutku,
Setiap bait perkataanku,
Setiap hayunan tanganku,
Setiap langkah kakiku
Dan setiap titisan darahku,
Hanyalah untuk Mu…


Sebelum tiba ajalku,
Ingin ku merayu kepada Mu,
Bukakanlah pintu hati insan di sekelilingku,
untuk mengampuni dosa-dosaku terhadap diri mereka,
Lancarkanlah lidahku untuk menjawab soalan malaikat utusanMu,
Luaskanlah dan terangilah tempat pembaringanku,
Meriahkanlah pusaraku dengan ayat-ayat suci Mu,
Permudahkanlah perjalanan ku di alam seterusnya...


Curahkanlah redha Mu terhadapku sepanjang hayatku
Dan izinkanlah aku untuk mengadapmu Di dalam Jannah yang serba indah...


Dan esok, Andainya aku tidak bernafas lagi,
Sampaikanlah ucapan selamat tinggalku kepada insan yang ku sayangi,
Bimbinglah mereka sepertimana Engkau telah sudi membimbing diri ini,
Agar dapat ku bertemu dengan mereka lagi,
Di pertemuan yang hakiki,
Di dalam syurga yang kekal abadi...

Sunday, June 28, 2009

Roda Waktu

Roda Waktu


Waktu adalah roda yang berputar
Aku dan kau berpacu dengannya
Jangan pernah berhenti, diam...
Mari berlari dan terus berpacu

Ada orang yang lalai...lupa waktu
Ada orang yang terlena...tak ingat waktu
Ada orang yang diam...digilas roda waktu

Waktu senantiasa bergulir dan hadirkan perubahan
Bila kita berhenti diam...,
Kita akan dilanda gerigi waktu...,
dan akhirnya mati...